Seingat saya, dulu saya juga pernah mengutarakan hal yang sama, menulis itu susah. Menulis yang bukan dalam artian sebenarnya. Hal yang saya maksud adalah mencari mood yang tepat dalam menuangkan sebuah ide menjadi sesuatu yang dapat dilihat dan dibaca orang, ya tulisan. Inspirasi tidak perlu dicari. Mereka banyak tersebar dimana-mana. Huruf-huruf dalam keyboard laptop pun bisa dijadikan suatu inspirasi. Tapi yang sulit itu bagaimana cara menuangkannya menjadi untaian kata sehingga dapat membentuk suatu paragraf yang luwes dan enak dibaca.
Ketika dalam satu waktu mood 'enak' sedang datang menghampiri dan mendukung kondisi untuk menulis, moment itu dengan mudahnya dihancurkan oleh aktivitas lain yang padahal hanya aktivitas biasa. Contoh, saya sedang lancar-lancarnya mengetik kata-kata sebagai format awal tulisan saya, tapi mendadak saya ingin ke toilet dan meninggalkan aktivitas menulis saya tadi. Saat saya kembali, beberapa persen mood dan konsentrasi saya mulai menghilang karena terpotong adegan ke toilet itu tadi. Aktivitas sepele, bukan?
Pada dasarnya manusia memang malas, saya berbicara dan men-judge hal ini bukan tanpa dasar. informasi selebihnya bisa didapat dalam buku Psikologi Manajemen (Edisi keempat) karya Harold J. Leavit. Memang jika dilihat dar judul, hal ini tidak berbanding lurus dengan tema yang dari awal sedang saya bahas. Namun hal ini berkaitan dengan pengertian dari individu sendiri, disana dijelaskan macam-macam sifat dan karakteristiknya. Nah, saya ambil garis besarnya saja, 'manusia pada dasarnya memang malas'. Ya, saya akui itu. Kenapa ? Karena diri saya memang begitu.
Malas itu sudah menjadi langganan dalam aktivitas sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri saat sedang mengerjakan sesuatu dengan serius, tiba-tiba terhenti karena mulai muncul rasa jenuh yang akhirnya berujung pada malas mengerjakan lagi. Menulispun demikian. Apa yang saya pikirkan terkadang berbeda dengan apa yang saya tuangkan lewat tulisan. Hal ini juga yang membuat saya bingung sendiri akan apa sebenarnya yang sedang saya tulis.
Ketika dalam satu waktu mood 'enak' sedang datang menghampiri dan mendukung kondisi untuk menulis, moment itu dengan mudahnya dihancurkan oleh aktivitas lain yang padahal hanya aktivitas biasa. Contoh, saya sedang lancar-lancarnya mengetik kata-kata sebagai format awal tulisan saya, tapi mendadak saya ingin ke toilet dan meninggalkan aktivitas menulis saya tadi. Saat saya kembali, beberapa persen mood dan konsentrasi saya mulai menghilang karena terpotong adegan ke toilet itu tadi. Aktivitas sepele, bukan?
Pada dasarnya manusia memang malas, saya berbicara dan men-judge hal ini bukan tanpa dasar. informasi selebihnya bisa didapat dalam buku Psikologi Manajemen (Edisi keempat) karya Harold J. Leavit. Memang jika dilihat dar judul, hal ini tidak berbanding lurus dengan tema yang dari awal sedang saya bahas. Namun hal ini berkaitan dengan pengertian dari individu sendiri, disana dijelaskan macam-macam sifat dan karakteristiknya. Nah, saya ambil garis besarnya saja, 'manusia pada dasarnya memang malas'. Ya, saya akui itu. Kenapa ? Karena diri saya memang begitu.
Malas itu sudah menjadi langganan dalam aktivitas sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri saat sedang mengerjakan sesuatu dengan serius, tiba-tiba terhenti karena mulai muncul rasa jenuh yang akhirnya berujung pada malas mengerjakan lagi. Menulispun demikian. Apa yang saya pikirkan terkadang berbeda dengan apa yang saya tuangkan lewat tulisan. Hal ini juga yang membuat saya bingung sendiri akan apa sebenarnya yang sedang saya tulis.
No comments:
Post a Comment