Basa Basi: Kebaikan Teknologi Hijau Daihatsu, Kebaikan Kita Juga

Nama polutan pastinya sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Percaya atau tidak, ada banyak macam polutan yang bisa kita jumpai di hampir setiap tempat yang kita kunjungi, baik itu polutan yang bersifat fisik, kimiawi, biologis maupun polutan yang bersifat sosial budaya. Berhubung kali ini yang akan saya bahas adalah menyinggung soal teknologi, terutama teknlogi hijau, nah mari kita fokuskan pada polutan yang bersifat kimiawi.

Apa itu polutan kimiawi ? Tentu hal ini sangat berkaitan bila kita akan berbicara perihal teknologi. Polutan kimiawi yaitu polutan yang berbentuk senyawa kimia baik senyawa sintetis maupun yang alami, yang karena konsentrasinya cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan pencemaran. Contohnya: gas CO, CO₂, SO₄, logam Pb(timbal), merkuri. Intinya, jika anda berencana untuk berkencan dengan polutan yang satu ini, batalkan sekarang juga, hahaha. Maksud saya hindarilah sebisa mungkin jika anda bertemu dengan polutan jenis apapun. Dan kalau sekiranya bertemu, lebih baik anda sudah berancang-ancang berkata "iwh" daripada berkata "hai". Ya, saya pribadi lebih senang tidak berinteraksi dengan si polutan ketimbang harus berpapasan dengannya di tengah jalan sengaja ataupun tidak sengaja. Dan faktanya kebanyakan mereka muncul secara mendadak dan keroyokan. Misalnya seperti saat anda berkendara dengan sepeda motor kesayangan anda atau saat kaca mobil anda sedang terbuka lebar dan saat sedang berhenti di lampu merah, secara tiba-tiba kendaraan di depan anda mengeluarkan sang polutan tepat di depan anda dan seketika anda sudah terkepung olehnya. Nah, apa yang akan anda lakukan ? Kalau saya mungkin akan langsung menghampiri si terdakwa pembuang polutan dan berkata, "Bung, orang lain sudah pada pakai kendaraan ramah lingkungan, knalpot gak buang gas item sembarangan, udara enak, eh ternyata masih ada yang suka buang gas, saya turut berduka Bung". Itu mungkin yang akan saya katakan, ya mungkin seperti itu.

Bicara soal pencemaran, hal ini juga ada banyak macamnya. Namun jika dilihat dari segi tempat asalnya, saya akan ambil mengenai pencemaran udara, atau lebih populer dengan sebutan polusi udara. Ada polusi dan polutan ?

Didalam polusi selalu ada istilah polutan, yakni zat atau bahan yang dapat menyebabkan pencemaran/polusi. Polusi juga tidak lepas dengan yang namanya Global Warming (pemanasan global).

Nah, tidak usah ditanya ada berapa macam polutan atau polusi, yang jelas ada banyak. Disini saya akan membahas lebih mengenai polusi udara. Saya ambil contoh disini, Jakarta, daerah yang notabene merupakan pusat dari segala macam aktivitas di Indonesia atau dalam kata lain, ibu kota, tentu bukan hal aneh jika kita dapat dengan mudah menyaksikan kemacetan yang luar biasa terjadi setiap harinya. Masalah disini bukan cuma mengarah pada kemacetan, tapi dampak dari kemacetan itu sendiri. Ratusan, bahkan ribuan dari kendaraan setiap hari lalu lalang di jalanan ibu kota dan di daerah lainnya di Indonesia mendorong borosnya penggunaan bahan bakar. Apalagi jika kemacetan yang berlangsung sampai berjam-jam, terus menghidupkan mesin kendaraan, alhasil bahan bakar makin terkuras, kelangkaan meningkat, polusi bertambah, gangguan kesehatan dan lainnya.

Masalah yang ada di negara ini sudah tidak terhitung lagi banyaknya, sama halnya seperti polusi. Dan bukan hanya perihal pencemaran, ada banyak lagi dari masalah pendidikan, sosial, dan banyak lagi. Satu per satu tentu harus diatasi bukan ? Lantas apa yang yang harus dilakukan untuk meminimalisir masalah-masalah tersebut ? Tindakana ekstream kah ? Jawabannya, lakukan tindakan ramah lingkungan.

Modernisasi dan kemajuan teknologi dewasa ini sudah meluas di berbagai aspek dan pelosok dunia, tidak terlepas pula dengan Indonesia. Tidak percaya ? Tentu anda mengenal alat transportasi yang bernama mobil atau media sosial bernama internet kan ? Nah, hal tersebut merupakan salah satu aspek dari kemajuan teknologi. Kemajuan IPTEK disamping pastinya menimbulkan dampak positif lantas jangan lupakan juga akan dampak negatifnya. Mari sampingkan sejenak mengenai dampak negatif, kita fokuskan dampak positifnya. Mungkin kalau harus disebutkan satu per satu dampak positif dari kemajuan IPTEK tentu ada banyak sekali.

Untuk mengoptimalkan atau memanfaatkan kemajuan IPTEK, mari kita imbangi dengan melakukan tindakan yang ramah lingkungan. Tentu kita tidak mau ditengah kemajuan teknologi yang super lantas harus mengorbankan kualitas lingkungan disekitar, bukan ? Tapi jika berbicara soal tindakan ramah lingkungan kini pengaplikasiannya sudah ada di berbagai bidang, terutama dalam teknologi, teknologi yang mana ? Banyak sekali. Saya ambil contoh dalam teknologi transportasi.

contoh prduk mobil Daihatsu berteknologi ramah lingkungan

Jika saya bertanya "pernahkan anda mendengar nama Daihatsu ?" . Tentu itu adalah pertanyaan yang klise, karena usut punya usut Daihatsu merupakan salah satu nama brand yang ternama baik di negara asalnya, Jepang, di Indonesia ataupun mancanegara. Dimulai dari debutnya dengan kendaraan beroda tiga, yang di Indonesia dikenal dengan nama Bemo. Kini Daihatsu telah melebarkan sayapnya di berbagai teknologi yang berkualitas dan ramah lingkungan atau yang lebih familiar dengan sebutan teknologi hijau.

Apa itu teknologi hijau ?

Saya ambil kesimpulan bahwa teknologi hijau adalah suatu teknologi yang baik dan ramah lingkungan, misalnya penggunaan pada mobil teknologi hijau, seperti mobil listrik, mobil hibrid, dan mobil hidrogen. Teknologi ini diterapkan juga oleh Daihatsu sebagai gebrakan yang diciptakan guna memaksimalkan potensi kemajuan teknologi yang berbasis ramah lingkungan dengan mengurangi konsumsi petroleum atau lebih baik lagi menggunakan sumber energi terbaharui sebagai bahan bakar. Menakjubkan bukan ? Tidak berhenti dengan hal itu saja. Dengan menerapkan model ramah lingkungan, Daihatsu memiliki tiga tahapan dalam membangun teknologi hijaunya.

***

Tahap pertama disebut "Eco-Idle". Sistem teknologi ini mampu mengatur hidup dan mati mesin secara otomatis dalam keadaan macet untuk mencapai efisiensi konsumsi bahan bakar. Dengan sistem i-EGR, mesin mampu menghasilkan pembakaran sempurna dan mengeluarkan gas CO2. Contohnya dengan Eco-Idle, mesin mobil akan mati dengan dirinya sendiri jika kecepatan kendaraan di bawah 7 km/jam. Sementara sistem i-EGR menghasilkan pembakaran sempurna dan meminimalkan emisi gas CO2. Teknologi Daihatsu mendatang akan menggunakan komponen yang lebih sedikit, sehingga bisa mengurangi friksi yang terjadi pada bagian mesin. Dan hal ini juga bisa mengurangi low press di mesin, sehingga akan memaksimalkan bahan bakar menjadi lebih effisien, pembakaran yang sempurna dan meminimalkan CO2 yang akan keluar. Namun tenaga mesin akan tetap optimal dan panas mesin akan berkurang(i-EGR)

***

Tahap kedua Daihatsu melanjutkan dengan pemakaian mesin 2 silinder turbocharged sebagai tahap kedua. Diklaim, bobot jantung pacu lebih ringan lantaran pemakaian komponen lebih sedikit. Mesin yang akan digunakan tidak akan menggunakan logam biasa tetapi akan menggunakan logam mulia. Ditunjang "active ignition system" dan berbagai pengembangan lainnya, efisiensi bahan bakar bisa mencapai 30%. Namun tidak menghilangkan performa.
Daihatsu juga menargetkan untuk bisa berlari hingga 35km/liter. Dengan memberikan teknologi pengapian yang tepat. Seperti dengan memberikan percikan bunga api multiplex dengan sistem pengapian aktif. Dimana pengapian akan diselaraskan dengan performa, bila mobil dalam kecepatan rendah api yang keluar itu kecil. Dan bila kendaraan ingin melaju dengan kecepatan tinggi, maka secara otomatis api yang keluar akan besar. Selain itu Daihatsu juga akan menggunakan baterai dan sistem penyimpanan kelistrikan yang lebih besar. Dan hal inilah yang bisa mewujudkan untuk Daihatsu dapat mencapai 35km/liter.

***

Terakhir, Precious Metal Free Liquid Feed Fuel Cell (PMfLFC). Pada tahap ini, emisi gas buang CO2 nol, guna mewujudkan kendaraan ramah lingkungan. Jadi, Bahan dari sumber daya alam terdapat pada kendaraan, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah.

Lalu apalagi rahasia Daihatsu yang bisa mewujudkan kendaraan yang sangat irit di masa depan? Berikut bocorannya

1. Evolusi mesin

Meningkatkan efisiensi pembakaran dari 10,5-11,3.
Menggabungkan Sistem i-EGR dengan sistem EGR konvensional bersama sistem kontrol pembakaran arus ion yang pertama didunia.
Daihatsu akan mewujudkan BBM yang diatomisasi melalui injektor mempermudah proses pembakaran.
Daihatsu berupaya meningkatkan efisiensi transmisi daya melalui CVT.
Daihatsu pun akan mengurangi beban pada mesin, dengan ratio roda gigi yang dioptimalkan.

2. Evolusi body mobil

Mengurangi berat hingga 60 kg, dengan mengganti penguat body dengan bahan plastik. Yang misalnya terdapat di dalam panel pintu.
Mengurangi bobot CVT.
Meningkatkan efisiensi BBM hingga 3 persen, dengan memaksimalkan arah terpaan angin.
Daihatsu juga akan mengubah bentuk dan kemasan body mobil (minimal berkurang 10kg).

Di era yang serba maju ini, menuntut perkembangan yang juga maju, berkualitas serta inovatif. Tentu suatu inovasi yang dapat dimanfaatkan bukan hanya untuk kebaikan konsumen ataupun produsen namun dapat diambil kebaikannya pula untuk lingkungan. Masa kini hal tersebut bukan hanya sekedar wacana atau ocehan belaka, kita sudah dapat melihat hasil nyata dari gebrakan yang telah dibuat oleh Daihatsu dengan kebaikan dari teknologi hijaunya. Mencegah kerusakan lingkungan yang semakin parah harus dilakukan saat ini juga. Memanfaatkan teknologi hijau dari Daihatsu merupakan pilihan bijak yang dapat diambil sebagai langkah awal memulai sesuatu yang baik. Sama seperti kebaikan yang diciptakan oleh Daihatsu dengan komitmennya untuk menghadirkan kendaraan yang kompak, ramah lingkungan dan dengan harga yang terjangkau. Memulai dari hal baik tentu akan menimbulkan kebaikan juga bukan ? Karena kebaikan bisa datang datang berbagai hal.