Kedua hal yang pengen gue ganyang sekarang ini lebih
ke yang namanya solidaritas. Solidaritas itu merupakan kata yang udah sangat
umum banget dikoarkan dimana-mana. Solidaritas yang katanya penumbuh
integritas. Solidaritas yang katanya peduli, saling ditunggu dan rela menunggu.
Nah yang gue maksud menunggu dan ditunggu disini bukan ngebahas soal cinta yang
kebanyakan di dalemnya pasti ada kejadian menunggu atau ditunggu, tergantung
nasib.
Solidaritas, menunggu dan ditunggu. Ada satu kejadian dimana seseorang meminta
untuk gak usah ditunggu, otomatis dia pun ditinggalkan. Kemudian di hari lain
seseorang itu diminta untuk menunggu, dia pun menunggu. Meskipun menunggu tapi
pada akhirnya dia kembali ditinggalkan. Nah sekarang apa hubungannya dengan
solidaritas dan rasa ‘pertemanan’? Tentu banyak. Jika dikaitkan dengan hal-hal
tersebut tentu contoh kejadian diatas sama sekali bertolak belakang dengan
pengertian ‘solidaritas’ itu sendiri. Lantas siapa yang harus disalahkan ?
Apakah yang dikatakan ‘seseorang’ itu terlalu baik, karena dia rela saja
diminta menunggu meskipun dia tahu pada akhirnya akan ditinggalkan juga ? Atau
dia terlalu bodoh dan tidak punya keberanian untuk ‘berjalan sendiri’ ?
Gue kira gak begitu. Intinya orang yang diminta
‘seseorang’ itu untuk ‘tidak perlu’ menunggu, tetap santai dan pergi dengan
langkahnya sendiri. Dan saat orang tersebut meminta ‘seseorang’ itu menunggu
bukannya dia ‘seharusnya sadar’ akan posisi dan lantas ‘menemani’ bukan
meninggalkan ? Nah disini mulai jelas siapa yang secara kasat terkesan tidak
punya etika. Contoh kecil dari suatu gejala social yang lumrah ada di kalangan
kelompok individualis. Malah terlalu lumrah sampai yang katanya ‘solidaritas’
terkesan tak punya harga dan makna.
No comments:
Post a Comment