Friday, 10 October 2014

Live Writing Competition : GEMAH REMPAH MAHAKARYA INDONESIA

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa. Dari setiap jengkal wilayahnya memiliki kekayaan dan keunikan alam yang patutnya bisa kita banggakan. Kekayaan alam dari mulai mineral, bahan tambang, sampai kebutuhan rumah tangga seperti rempah-rempah yang sekarang bisa kita nikmati di dapur adalah bukti banyaknya keragaman hayati maupun non hayati yang dimiliki Indonesia.

Ada cerita menarik mengenai rempah - rempah yang notabene di masa kini merupakan bahan dapur yang sangat mudah dapat kita jumpai. Tapi siapa sangka, bahan seperti ini di jaman dulu merupakan komoditi ekspor yang sangat bernilai tinggi. Merupakan sebuah komoditi unggul dimana banyak orang dari penjuru dunia mencarinya dengan berbagai metode, sampai pada nantinya munculah berbagai penjelajahan dimana banyak menghasilkan pula berbagai macam tokoh yang sampai sekarang nama besar mereka sering kita dengar khususnya dalam pelajaran sejarah.

Rempah sendiri merupakan saksi sejarah bisu, dimana rempah-rempah telah banyak melalui perjalanan panjang di berbagai penjuru dunia. Sebelum menyentuh cerita rempah Indonesia, ada satu cerita mengenai satu komoditi rempah yang sangat khas, terutama pada saat si komoditi ini mulai dikenal dunia, khususnya bangsa barat pada saat perang salib, apalagi kalau bukan kopi. Bangsa barat, yaitu kristen yang pada saat itu berperang melawan pasukan Turki, mereka terheran akan kekuatan dan daya tahan pasukan Turki yang sangat kuat. Mereka bertanya-tanya, apa yang pasukan Turki lakukan, apa yang mereka konsumsi, sedangkan pasukan kristen pada saat itu hanya melihat pasukan Turki sering meminum cairan hitam pekat layaknya oli, ya, that's coffee !!!! Ketika pasukan Turki meninggalkan tempatnya, pasukan barat menemukan banyak peralatan perang, banyak barang, dan diantaranya ada sisa biji kopi yang memang tertinggal disana. Pada saat itu pasukan kristen Eropa bahkan tidak tahu akan benda tersebut. Alhasil mereka membakarnya. Ada kejadian menarik pada saat pasukan kristen membakar sisa-sisa peralatan perang milik Turki Usmani dan include sisa biji kopi didalamnya. Mereka mencium aroma khas dan harum yang dihasilkan dari pembakaran biji kopi tersebut. Mulai darisanalah bangsa barat mulai mengenal kopi, dan mulai menjelajah dunia demi mencari komoditi ini.

Kopi, salah satu komoditi rempah yang mendunia ini merupakan satu dari banyak rempah yang merupakan saksi sejarah yang telah mengalami perjalanan panjang sampai sekarang. Let's see, sekarang kita banyak mengenal jenis kopi, sampai yang katanya ada kopi khas dari Italy, cappucchino, kopi luwak sampai yang sedang booming saat ini, permentasi kopi dari kotoran gajah. Sungguh sangat panjang ya, perjalanan si kopi ini. Bukan hanya peran Turki Usmani dan kopi, bukan hanya peran perang salib, tapi ada banyak hal yang berkaitan mengenai keanekaragaman rempah di dunia, dan salah satu diantaranya ada peran besar si rempah dari Indonesia.

Orang-orang di penjuru dunia telah melakukan perjalanan perdagangan tradisonal sejak berabad - abad lalu, tentu kita tidak asing dengan istilah 'Kurun Niaga'. Pada saat itu, kawasan Asia merupakan kawasan termaju dalam perdagangan, khususnya dalam komoditi rempah dan include di dalamnya Nusantara. Para pedagang telah melakukan transaksi tradisional di berbagai daerah, pada saat itu yang paling banyak berperan adalah pedagang Cina, Arab dan India. Disaat orang-orang dari Eropa tengah mengalami banyak perjalanan sejarah, masa kelam dark ages, reinnasance dan lainnya, bangsa-bangsa dari Asia tengah mengalami kemajuan yang sangat pesat khususnya di sektor perdagangan.

Komoditi yang paling dicari dan berharga pada kurun watku itu adalah pala dan cengkeh. Dan Indonesia memiliki salah satunya, Malakka. Banyak orang berusaha mencari kawasan ini demi mendapatkan komoditi rempah. Nusantara pada saat itu pun tengah mengalami banyak kemajuan di sektor perdagangan. Hal ini terbukti dengan dipakainya bahasa melayu yang merupakan cikal bakal bahasa kita saat ini sebagai bahasa resmi perdagangan.

Masih ingat cerita tentang kopi di atas ? Mulai darisana, muncul berbagai penjelajahan dan discovery. Bangsa Barat mulai mencari India dan Malakka. Hal ini tidak aneh, mengingat India juga merupakan penghasil lada atau spices terbesar pada saat itu. Ketika bangsa barat sampai ke Mesopotamia, mereka menyaksikan sistem perdagangan yang begitu besar dari bebagai bangsa. Disana pula mereka menemukan berbagai rempah yang mereka cari. Ada banyak kejadian yang terjadi menyertai perjalanan banyak bangsa mencari keberadaan rempah. Marcopolo. Magellhaens, Alburqueque, Bartolomo Diaz, sampai JP. Coen, merupakan tokoh-tokoh besar di dalan alur cerita rempah tersebut. Kejadian dari mulai salah mengira benua Amerika sebagai India, penguasaan India yang dijadikan basis kekuatan Portugis, sampai pada akhirnya Nusantara masuk menjadi plot dari alur cerita si rempah, ketika ditemukannya Malakka dan si cengkeh. Ada cerita unik mengenai cengkeh, orang-orang cina yang jauh lebih dulu mengenal cengkeh ini menyebut cengkeh dengan kata ceng hé, dari kata itulah kita mengenal istilah cengkeh sampai sekarang.

Dengan sekejap, Nusantara menjadi daerah tujuan pencarian rempah yang dicari dunia. Hal ini berdampak pada keinginan berbagai bangsa melakukan penguasaan tersendiri demi menguasai perdagangan. Kedatangan bangsa Portugis, bangsa barat ke Nusantara mengawali cerita kelam penjajahan akibat kekuatan si rempah ini nantinya. Muncul istilah VOC yang merupakan kongsi dagang di Nusantara pada saat itu. VOC yang pada awalnya katakanlah sebuah perusahaan yang fokus pada perdagangan, mulai melebarkan sayap demi menambah keuntungan profit kantongnya, monopoli menjadi jalan. Hasil lainnya yang berkembang adalah kemudian muncul kolonialisasi.

Perjalanan si rempah sampai pada perannya sebagai bumbu dapur sekarang ini bukan hanya melalui jalan sejarah yang manis atau datar, namun penuh darah. Karena komoditas rempah, banyak nyawa melayang, tanam paksa ? Yup. That's really memorable for us Indonesian. Demi memenuhi kuota komoditas ekspor rempah, tanam paksa dilakukan, teh, kopi, kina, pala, kapur barus, cendana, dll, dipaksa ditanam oleh orang Indonesia. Tidak sedikit orang mengalami kegagalan panen, sampai  kelaparan. Guys, come on ! Jiwa orang Indonesia terutama masyarakat pedalaman pada saat itu adalah self sulgicient, dimana kalau kebutuhan mereka sudah terpenuhi, ya sudah, mereka tidak akan berpikir untuk menjual dan hal lainnya, karena untuk apa? Apa yang akan mereka beli pada saat itu? Tidak ada. Kepentingan barat ? Yayaya, well dampak kekuatan si rempah.

Namun di balik kenangan sejarah pahit, karena kolonialisasi lah, karena tanam paksalah bangsa ini dapat mengenal komoditi ekspor yang sampai sekarang masih menjadi komoditi tinggi, kopi, teh, tembakau. Bangsa Indonesia dapat mengenali sistem bercocok tanam, sistem pertanian yang baik dan lainnya. Semua saling terikat, karena si rempah. Tidak disangka kan, rempah - rempah turut ambil bagian besar dalam perjalanan sejarah dunia. Ada yang bilang kopi merupakan mutiara hitam, pala lebih berharga daripada emas, katakanlah demikian karena jiwa jaman pada saat itu yang menentukan. Yang pasti satu hal yang kita tahu, rempah si saksi sejarah berharga namun bisu ini, telah merekam banyak memori dari berbagai jaman. Saya pernah mendengar satu quote mengenai cengkeh, kira-kira seperti ini "di setiap butir cengkeh, tertanam memori dari berbagai peristiwa sejarah di berbagai jaman".

No comments:

Post a Comment

What are you looking for..?

Keep Moving Forward with much idea and creation on your Blog...

Popular Posts

Author

Do you have an advice for this blog, call me.

Followers

Search Engine MarketingSubmit Express
WELCOME TO MY LITTLE WORLD, GUYS !!