FENOMENA DI INDONESIA
ORANG-ORANG TERKENAL JADI SEORANG PEMIMPIN BAIK DI DAERAH, NASIONAL, MAUPUN INTERNASIONAL…
Memang bukan hanya di Indonesia banyak seleb yang mencalonkan dirinya untuk menjadi seorang pemimpin daerah, anggota DPR , MPR, Menteri, entah kapan yang mau mencalonkan dirinya untuk menjadi seorang Presiden. Memang untuk bisa bergabung dalam partai/bidang politik itu adalah hak setiap orang, tapi kalau sembarangan orang mengikuti kegiatan tersebut tanpa tahu apapun mengenai yang mereka ikuti ? wah..wah..wah.. itu sama saja perlahan-lahan menghancurkan Negara sendiri.
Mungkin gak sedikit juga para seleb yang mempunyai pemikiran yang layak disebut sebagai seorang pemimpin. Tapi siapa yang tahu, banyak dari mereka yang hanya coba-coba, aji mumpung, dan mencari sensasi dengan mengikuti bidang lain yang jauh berbeda dari bidang yang mereka ikuti sebelumnya yaitu menjadi seorang seleb. Semua orang pun boleh ingin menjadi Presiden, Menteri, Dubes, MPR, DPR atau yang lainnya dalam dunia kepolitikan tapi semua hal punya kaidahnya. Kalau semua tidak mempunyai batas, malah akan menghancurkan bukan memajukan. Iya kalau, niat dari awal itu benar-benar ingin memajukan suatu daerah, peraturan, atau memperbaiki kehidupan masyarakat menjadi lebih baik mungkin, tapi bagaimana kalau hanya sensasi semata, mencoba kehidupan baru, atau mungkin karena tergiur ajakan harta yang cukup dari menjadi seorang yang berkecimpung dalam politik.
Jangan karena punya popularitas saja, suatu oknum memanfaatkannya hanya sebagai ajang penarik perhatian masyarakat untuk memilihnya. Kalau begitu setiap saat, kapan Negara Indonesia ini majunya ????
Semua kalangan pasti mengharapkan yang terbaik untuk Negara ini, dari kalangan atas maupun kalangan bawah. Tapi hanya harapan. Nyatanya rakyatnya sendirilah yang menggerogoti dan melapukan dari dalam.
Ambil saja contoh, bagaimana kalau di suatu Negara orang yang mencalonkan diri menjadi seorang Presiden itu sama sekali tidak tahu menahu tentang hal tentang politik, cuma punya popularitas dan keinginan saja. Siapa yang akan memilih ??!
Mungkin sekarang ini banyak seleb yang mencalonkan sebagai anggota DPR, MPR, Bupati, Walikota dsb.. dan mereka berhasil dan tetap focus dalam tugasnya itu, ya Alhamdulillah..
Tapi yang jadi masalah adalah bagaimana kalau mereka yang masih sangat awam yang memilih untuk mencoba juga ?? Kan yang namanya hanya mencoba saja, hasilnya masih di awang-awang alias masih ngambang entah berhasil atau tidak, ya.. Wallohualam..
Memang kalau mengawali itu yang penting niat, tapi niat yang bagaimana yang harus di perhitungkan. Ada niat tapi tidak ada kemampuan dan kemandirian sama saja bohong. Tidak sedikit orang-orang yang ingin masuk ke dalam bidang politik cuma karena ingin kaya. Saya juga mau kalau cuma setiap hari harus menghadiri rapat meski hasilnya yang kadang buntu, menandatangani berkas ini itu, berkomentar dengan gaji yang WAw.., munafik kalau menolaknya. Kenapa tidak, memang sudah jadi rahasia umum kalau yang namanya dalam politik itu pasti akan dapat banyak uang meski kerjanya hanya di hadapan komputer dan duduk di kursi di ruangan ber-AC selama beberapa jam saja. Sangat berbeda dengan perjuangan rakyatnya yang banting tulang, kerja kasar demi untuk beberapa rupiah dalam sehari. Adilkah ???
Seorang pemimpin itu harus fokus, berpikir tidak hanya mengarah pada rasionalitas saja tapi juga dari sudut-sudut yang terkecil sekalipun.
Seorang pemimpin juga harus belajar bagaimana berpikir dan mengambil sesuatu yang pahit, bukan hanya berpikir positif, nyaman, dan manis yang hanya akan meler, memperpanjang masalah, dan membuang waktu.
Pemimpin yang benar-benar bisa merasakan sesuatu dari hati nurani bukan dari mendengar atau cuma melihat.
Pemimpin yang sudah merasakan kerja keras, dan mengenal betul rakyatnya. Bukan pemimpin yang mengenal rakyatnya dari kisah TV, sinetron, surat kabar, ataupun hanya dari sewaktu kampanye.
Toh di TV juga banyak yang mengisahkan tentang penderitaan rakyat, tapi entah kenapa hal itu hanya sebagai ungkapan prihatin saja. Orang atas asalkan sudah bilang Astagfirilloh + nangis + berkomen ini itulah + mengungkap keprihatinan + memberi sembako, mengganggap semua hal berat itu selesai. Tapi yang menjadi kenyataan adalah mereka seakan tutup hati dan tutup mata. Tapi, ya tutup hati, tidak tutup mata karena mata mereka yang melihat dan telingan yang mendengar tapi hati.. di tutup rapat-rapat tak peduli.. asal menurut orang lain dia sudah melakukan hal yang baik, luar biasa, dan bla..bla..bla.. Alhasil, hanya ketenaran karena kebaikanlah yang dia dapat di mata manusia, tapi jauh di mata Alloh SWT.
Ini mah, kalau seleb/pejabat/pemimpin turun langsung ke jalan, ke pasar, ke gang-gang sempit, ke kolong jembatan, ngasih sembako, infaq, sumbangan, atau santunan ke fakir miskin, panti asuhan, panti jompo, dsb.. pasti selalu ada infotaiment yang mengumbarkannya pada publik. Buat apa ??? Buat apa kalau mau memberi juga masih pakai akting, bukan dengan hati. Alhasil itu malah terkesan lebay, nyari sensasi, dan gak kan pernah membekas kesan di pikiran orang lain. O.. itu kepentingan media ya ?? Indonesia banget.. Gossip...
Perasaan waktu Kim Nam Gil + family-nya dateng ke Indonesia ngasih sumbangan waktu gempa gak tau waktu tsunami, dia gak terlalu menggembar-gembor, bahkan gak da expose yang terlalu lebay. Karena mungkin dia benar-benar tulus niat membantu dari hati, bukan ngungkap yang sangat-sangat lebay tentang keprihatinan dari mulut doang.. L
Gak tau tah, kalau disini.. Apakah kalau waktu mau memberi sesuatu kepada orang-orang yang kurang beruntung itu selalu ngasih tahu wartawan terlebih dulu ya ???
Padahal, kalau niatnya mau memberi ya memberi aja. Toh itu gak sulit, Cuma butuh ketulusan, jujur, dan yang paling penting modal untuk memberu sesuatu itu entah dalam bentuk rupiah maupun sembako. Ya.. itu terserah anda..
Ada sebuah pernyataan kalau suatu organisasi/perkumpulan/atau bahkan negara sekalipun kalau seorang pemimpin tidak memberikan contoh yang pantas, baik, dan positif yang dapat emajukan negara/kelompoknya itu alhasil, orang-orang yang ada di bawahnya tidak akan pernah menghasilkan atau berbuat sesuai dengan yang diinginkan pemimpin dan negara/kelompoknya, malah akan membuat berantakan apa yang telah dicita-citakan sebelumnya dan apa yang telah dibuat dengan kerja keras orang-orang yang berjuang membangun dari awal negara/kelompok itu berdiri, namanya itu adalah sia-sia, menghancurkan apa yang telah dibangun sejak lama dan yang lebih parah yang menghancurkannya adalah anggota dalam suatu organisasi itu sendiri.
Itu yang saya bilang sungguh..sungguh.. sebuah Ironi di Negara Indonesia...
Tapi di balik semua hal itu, semoga saja cepat atau lambat Negara Indonesia ini harus mencapai sebuah kemajuan yang besar. Kalau monoton terus, mana mungkin bisa bersaing dengan Negara-negara lain...


No comments:
Post a Comment